Prosedur ini dilakukan dalam
IPC (In Process Control) pada pembuatan tablet. IPC adalah pengujian yang
dilakukan selama proses produksi dalam industri farmasi. Pengujian yang
dilakukan adalah:
1.
Keseragaman ukuran (FI ed. III)
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 1 1/3 kali tebalnya tablet.
2.
Keseragaman Bobot (FI ed III) dan Keseragaman sediaan
(FI ed. IV)
·
Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut (FI ed.
III):
a.
Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobit rata-ratanya
b.
Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2
tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom “B”.
c.
Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak
boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot
rata-rata yang ditetapkan dalam kolom “A” maupun kolom “B”.
Tablet
1.1: Syarat keseragaman bobot tablet
Bobot
rata-rata tablet
|
Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
|
|
A
|
B
|
|
< 25mg
|
15
|
30
|
26 - 150 mg
|
10
|
20
|
151 - 300 mg
|
7,5
|
15
|
>300 mg
|
5
|
10
|
·
Keseragaman Sediaan
Keseragaman
sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keragaman
bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan keseragaman bobot dilakukan
terhadap tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50%
atau lebih dari bobot satuan sediaan. Keseragaman bobot bukan merupakan
indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian
kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.
Oleh karena
itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung
zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot
sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya
dilakukan pada tiap tablet. (FI ed. IV)
3.
Waktu Hancur dan Disolusi (FI ed. III dan FI ed. IV)
Gambar 1.1 : Desintegration Tester
Alat untuk menguji waktu hancur adalah Desintegration
Tester. Cara kerjanya:
Memasukkan 5 tablet (menurut FI ed. III) atau 6 tablet
(menurut FI ed. IV) ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur
30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang
tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali
dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak
lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit
untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.
Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian
menggunakan tablet satu persatu, kemudian ulangi menggunakan 5 tablet dengan
cakram penuntun. Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.
Waktu hancur tablet salut enterik
Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan menurut
cara tersebut di atas, air diganti dengan lebih kurang 250 ml asam klorida
(HCl) 0.06 N.
Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut
kecuali zat penyalut. Angkat keranjang, cuci segera tablet dengan air. Ganti
larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8 atur suhu antara 36° dan 38°, celupkan
keranjang ke dalam larutan tersebut.
Lanjutkan pengujian selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet di atas kasa kecuali fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penutun. Dengan cara pengujian ini, tablet harus memenuhi syarat diatas.
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan melalui mulut, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat dan lepas-tunda.
Kecuali dinyatakan lain, lakukan penetapan cara yang tertera pada waktu hancur tablet, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet bukal tidak lebih dari 4 jam.
Lanjutkan pengujian selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet di atas kasa kecuali fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penutun. Dengan cara pengujian ini, tablet harus memenuhi syarat diatas.
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan melalui mulut, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat dan lepas-tunda.
Kecuali dinyatakan lain, lakukan penetapan cara yang tertera pada waktu hancur tablet, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet bukal tidak lebih dari 4 jam.
4. Kekerasan Tablet (FI ed. III)
Gambar 1.2 : Hardness Tester
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui
kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet
ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu hancur
tablet. Alat yang digunakan untuk pengukuran kekerasan tablet adalah Hardness
tester atau dengan tiga jari tangan.
5.
Keregasan Tablet (Friability)
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah
tablet diguncang. Penentuan keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama
pada waktu tablet akan dilapis (coating). Alat yang digunakan disebut
Friability tester.
Gambar 1.3 : Friability Tester
Caranya:
·
Bersihkan 20 tablet dari debu, kemudian
ditimbang (W1 gram)
·
Masukkan tablet ke dalam alat
·
Putar alat tersebut selama 4 menit (kecepatan 20
rpm)
·
Keluarkan tablet, bersihkan dari debu, dan
ditimbang (W2 gram)
·
Kerapuhan tablet yang didapat adalah W1 - W2 / W1 x 100%
·
Batas kerapuhan yang diperbolehkan maksimal 0,8%
Makasih gan menambah ilmunya
BalasHapusMakasih gan menambah ilmunya
BalasHapusMembantu banget
HapusJoss bro
BalasHapusBatas waktu hancur tablet yg 0,8% itu sama dengan 80% atau gmn?
BalasHapuskapan harus dilakukan uji keseragaman bobot dan uji keseragaman kandungan pada sediaan tablet?
BalasHapus